Senin, 06 Februari 2012

kumpulan pelajaran Bahasa indonesia

PROBLEMATIKA PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
oleh : Redaksi [ 2006-03-27 05:12:59 ]
Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tinggal di beberapa pulau. Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting kedudukannya dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia diajarkan sejak kelas 1. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dijadikan status sebagai bahasa persatuan sangat penting untuk diajarkan sejak anak-anak. Bahasa Indonesia tidak akan terlepas dari kebudayaan bangsa Indonesia karena bahasa Indonesia dijadikan alat berkomunikasi dengan berbagai suku di tanah air. Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran yang baik dan benar tidak banyak dilakukan oleh seorang pengajar. Metode pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat menggunakan satu metode karena bahasa Indonesia sendiri yang bersifat dinamis. Bahasa sendiri bukan sebagai ilmu tetapi sebagai keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu dilakukan. Pencarian penulis di beberapa artikel baik melalui internet mapun perpustakaan daerah belum banyak ditemukan hasil-hasil penelitian metode terbaik pengajaran bahasa Indonesia. Pengajar Bahasa memiliki suatu kewajiban untuk mempertahankan keberadaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus memperjuangkan Bahasa Indonesia dapat diterima dan membuat tertarik bangsa lain untuk mempelajarinya. Oleh sebab itu, pengajaran yang baik menjadi tanggung jawab para pengajar bahasa. Demokratisasi pembelajaran, yang beberapa waktu lalu dipromosikan melalui pendekatan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang direvisi menjadi kurikulum 2006, telah membawa tantangan baru bagi profesi guru. Menurut Komisi Internasional tentang Pendidikan di Abad ke-21 UNESCO (Delors, 1996) aneka perubahan besar dalam ilmu dan teknologi dewasa berimplikasi pada penyiapan tenaga guru. Di abad ini sumber-sumber informasi telah berkembang pesat di luar sekolah dengan cara yang begitu menarik dan ketika memasuki sekolah siswa sudah memiliki kekayaan informasi itu. Pesan-pesan media yang dikemas dalam bentuk hiburan, iklan, atau berita sungguh menarik para siswa dan ini bertolak belakang dengan pesan-pesan yang dikemas para guru dalam pembelajaran di kelas. (Republika, 2004). Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah sangat mengandalkan penggunaan metode-metode yang aplikatif dan menarik. Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah mempelajari Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-2 setelah bahasa ibu. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah meningkatkan prestasi siswa dalam bidang bahasa. Di sebagian siswa, pembelajaran Bahasa Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi tersebut. Penulis sebagai guru Bahasa Indonesia sangat merasakan problem pembelajaran yang terjadi selama ini. Penulis juga menemui kasus serupa ketika berada di daerah kabupaten yang terpencil sangat kurang sekali penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh sebab itu, penulis berusaha melakukan perubahan-perubahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelas. Salah satu perubahan yang dilakukan dengan menggunakan metode role play dan metode STAD (student teams achievement division) dalam standart kompetensi berbicara dan membaca. Dalam pembelajaran Menceritakan Kegemaran, dapat dilakukan dengan menggunakan metode role play sehingga menjadikan siswa lebih aktif. Metode role play memahami bahasa sebagai keterampilan berbicara secara langsung dengan berdasarkan kehidupan siswa dalam masayarakat. Metode role play sangat cocok diterapkan ketika pengajar melakukan pembelajaran berbicara dengan dibantu dengan kartu peran. Pertama-tama, siswa dibagi dua kelompok dengan jumlah yang sama. Sebelumnya pengajar menyediakan kartu peran dua macam yang berbeda warna sebanyak jumlah siswa. Dalam kartu peran tersebut sudah diberi tanda atau tulisan siapa yang menjadi lawan bicaranya. Siswa yang lain mencari pasangan bicaranya. Setelah menemukan, siswa yang mencari tersebut berusaha untuk mengorek keterangan tentang kegemarannya dengan menggunakan pertanyaan yang sudah disediakan di kartu perannya (boleh ditambah sendiri), tetapi siswa yang diajak bicara diberi tahu supaya jangan menjawan secara langsung kegemaran dirinya. Dengan kegiatan ini, siswa saling berusaha untuk mencari dan memainkan strategi untuk mengetahui kegemaran teman bicaranya. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Setelah selesai melakukan kegiatan tersebut, pengajar memberikan pengarahan sekaligus bertanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilakukan. Siswa yang dapat mengetahui kegemaran lawan bicaranya diberi penghargaan. Dalam pembelajaran membaca dapat memakai metode STAD sebagai kegiatan memacu anak-anak memahami bacaan dengan cara diskusi kelompok. Teori STAD (student teams achievement division) merupakan metode yang menekankan kepada kerja sama kelompok untuk menyelesaikan sebuah masalah. Dalam metode ini, siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Saat belajar berkelompok, siswa saling membantu untuk menuntaskan materi yang dipelajari. Guru memantau dan mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan siswa yang memerlukan bantuan guru. Metode ini pun dibantu oleh metode pelatihan, penugasan, dan tanya jawab sesuai satuan pelajaran sehingga ketuntasan materi dapat terwujud (Her World Indonesia edisi Maret 2005, halaman 190 – 1). Untuk memudahkan penerapannya, guru perlu membaca tugas-tugas yang harus dikerjakan tim, antara lain: a. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian b. Membangkitkan lembar kerja siswa (LKS) c. Menganjurkan kepada siswa pada tiap-tiap tim bekerja berpasangan (dua atau tiga pasangan dalam satu kelompok) d. Memberikan penekanan kepada siswa bahwa LKS itu untuk belajar, bukan untuk sekadar diisi dan dikumpulkan. Karena itu penting bagi siswa diberi lembar kunci jawaban LKS untuk mengecek pekerjaan mereka pada saat mereka belajar e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak hanya mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban tersebut f. Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman atau satu timnya sebelum menanyakan kepada guru g. Pada saat siswa bekerja dalam tim, guru berkeliling dalam kelas, sambil memberikan pujian kepada tim yang bekerja baik dan secara bergantian guru duduk bersama tim untuk memperhatikan bagaimana anggota-anggota tim itu bekerja h. Memberikan penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai dapat menjawab dengan benar soal-soal kuis yang ditanyakan. Hasil kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode STAD didapatkan nilai rata-rata 8,31, daya serap 80,31, dan kategori bekerhasilan 70 – 95 persen. Dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar tanpa mengunakan metode STAD hanya memperoleh hasil berupa nilai rata-rata 6,37, daya serap 60,37 persen dari target 100 persen, kategori bekerhasilan 50 – 70 persen. Nilai pembanding atau peningkatan STAD rata-rata 1,94 dari 35 siswa kelas 2. Karena itu disimpulkan, penggunaan metode ini dipandang lebih berhasil dan nyata meningkatkan mutu pembelajaran membaca pemahaman (sumber: republika online). Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis telah melakukan uji coba dengan menggunakan metode STAD. Penulis menggunakan materi membaca efektif yang didalamnya mencari pokok pikiran tiap paragrap serta mencari arti kata-kata sulit. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil sekitar 3-4 orang. Pengajar membagikan kertas LKS dan bacaan ke setiap kelompok. Tiap kelompok membahas dan mencari pemahaman wacana, pokok pikiran, serta kata-kata sulit dalam satu kelompok tersebut. Pengajar meminimalkan memmberikan instruksi atau penjelasan kepada siswa, biarkan tiap kelompok mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah yang ada di LKS. Setelah itu, di akhir pelajaran tiap kelompok melakukan diskusi tentang hasil kerja kelompoknya dengan kelompok lainnya dengan bimbingan pengajar. Semoga tulisan ini menjadi sebuah wacana baru bagi pengajaran Bahasa Indonesia yang bagi sebagaian siswa merupakan pelajaran yang sangat membosankan. Tulisan ini bukan sebagai akhir dari sebuah pencarian metode pembelajaran yang terbaik guna meningkatkan kualitas siswa. Manusia tanpa cinta bagai pohon yang tidak berbuah, guru tanpa belajar bagai rumah tanpa tiang. Penulis Abdul Haris Ishaq. S. S. Guru MIN Malang 1 dan Instruktur Bahasa Indonesia KPI # # # Terima Kasih # # #

Macam Pengertian dan Jenis-jenis Puisi di Indonesia

Jenis-jenis Puisi di Indonesia
Puisi sebagai kreasi manusia selalu berkembang dari masa ke masa. Perkembangan puisi merupakan refleksi pemikiran penyair dalam menyikapi zaman, sekaligus menyikapi perpuisian itu sendiri. Akan tetapi, walaupun puisi berubah menjadi seribu macam bentuk, ada yang tetap melekat dalam puisi sebagai hakekatnya, yaitu menyampaikan sesuatu secara tidak langsung. Hal itu merupakan pemikiran Riffaterre (lewat Sarjono, 2001:124) bahwa “a poem says one thing and means another.”
Di Indonesia, puisi telah mulai ditulis oleh Hamzah Fansuri dalam bentuk syair Melayu dan ditulis dengan huruf Arab di akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17 (Ismail, 2001:5). Menurut Teeuw, (1994:58), puisi yang ditulis kala itu sudah menunjukkan individualitas seorang Fansuri, yaitu (1) puisi tidak anonim dan (2) melibatkan (nama) diri dalam teks. Selanjutnya, puisi berkembang pesat seiring berkembangnya idealisme tentang individualisme dan kemerdekaan.
Ahli-ahli sastra banyak yang membedakan dan membagi perpuisian Indonesia menjadi puisi lama dan puisi baru. Namun, apa yang disebut ‘puisi lama’ itu pun masih tetap diapresiasi dan diproduksi sampai saat ini, misalnya pantun, tetap dilestarikan dan diproduksi dalam tradisi lisan masyarakat Indonesia. Di samping itu, puisi baru juga tidak bisa melepaskan puisi lama karena ia bisa jadi ilham yang penuh keindahan untuk digarap. Sebagai contoh, puisi mantra Sutardji.
Berikut adalah jenis-jenis puisi yang dirangkum oleh Waluyo (1995:135).
1.Puisi Naratif, Lirik, dan Deskriptif
Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang akan disampaikan, maka puisi dapat diklasifisikasikan menjadi berikut ini.
a.Puisi naratif. Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair, baik secara sederhana, sugestif, atau kompleks. Puisi naratif diklasifikasikan lagi menjadi balada, romansa, epik, dan syair. Balada adalah jenis puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa, tokoh pujan, atau orang-orang yang menjadi pusat perhatian. Salah satu contohnya adalah Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya W.S. Rendra.
Balada Terbunuhnya Atmo Karpo

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya
di pucuk-pucuk para
mengepit kuat-kuat lutut penungang perampok
yang diburu
surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan tu
dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri.

Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka

- Nyawamu baran pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa

Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa

Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo masih tegak, luka tujuh liang

- Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Bedah perutnya tapi masih setan ia!
menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala

- Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
ridla dada bagi derunya dendam yang tiba

Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka

Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah.

Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapanya.

(Waluyo, 2003:88)

Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik dan berisi ungkapan cinta kasih maupun kisah percintaan. Menurut Waluyo (1995:136), romansa dapat juga berarti cinta tanah kelahiran.
b.Puisi lirik. Dalam puisi lirik, penyair tidak bercerita. Puisi lirik merupakan sarana penyair untuk mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya (Waluyo, 1995:136). Elegi, ode, dan serenada bisa dikategorikan ke dalam jenis ini. Elegi banyak mengungkapkan perasaan duka atau kesedihan, serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan, sedangkan ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaaan (Waluyo, 1995:136).
c.Puisi deskriptif. Dalam puisi deskriptif, penyair memberi kesan terhadap suatu peristiwa atau fenomena yang dipandang menarik perhatian penyair (Waluyo, 1995:137). Jenis puisi yang dapat dikategorikan ke dalam jenis ini adalah satire, kritik sosial, dan puisi-puisi impresionistik.

2.Puisi Kamar dan Puisi Auditorium
Istilah puisi kamar dan puisi auditorium dipopulerkan oleh Leon Agusta dalam buku kumpulan puisinya, Hukla. Puisi kamar ialah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu atau dua pendengar saja. Puisi kamar lebih berisi perenungan sehingga pemaknaannya bisa dicapai lewat pemikiran yang tenang. Kebanyakan puisi Sapardi Djoko Damono bisa dikategorikan dalam jenis puisi kamar. Salah satu contoh untuk disebutkan adalah puisi berjudul Aku Ingin.
Aku Ingin
Aku ngin mencintaimu dengan sederhana :
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ngin mencintaimu dengan sederhana :
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

(Waluyo, 2003:117)

Puisi Auditorium adalah puisi yang cocok dibacakan di auditorium, mimbar yang jumlah pendengarnya bisa dikatakan banyak. Puisi auditorium disebut juga puisi mimbar, puisi yang keindahannya semakin bergelora ketika dibaca dengan suara lantang. Untuk disebutkan sebagai contoh, Sajak Lisong karya W.S. Rendra bisa dikategorikan dalam jenis puisi mimbar.

3.Puisi Fisikal, Platonik, dan Metafisikal
Puisi fisikal berisi pelukisan kenyataan yang sebenarnya, apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh penyair. Puisi-puisi naratif, balada, puisi impresionistik, dan puisi dramatis biasanya merupakan puisi fisikal (Waluyo, 1995:138).
Puisi platonik adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yan bersifat spiritual atau kejiwaan. Puisi tentang ide, cita-cita, dan cinta luhur dapat dinyatakan sebagai puisi platonik.
Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan atau ketuhanan. Puisi religius di satu sisi dapat dinyatakan sebagai puisi platonik (menggambarkan ide atau gagasan penyair), dan di sisi lain dapat juga disebut sebagai puisi metafisik (mengajak pembaca merenungkan kehidupan atau ketuhanan). Sebagai contoh, puisi-puisi yang ditulis oleh A. Mustofa Bisri selain sebagai puisi platonik, juga merupakan puisi metafisik.
Ittihad

lalu atas izinmu
kita pun bertemu

dan senyummu
menghentikan jarak dan waktu

lalu atas izinku
kita pun menyatu

(Negeri Daging, hal.33)

4.Puisi Subjektif dan Objektif
Puisi subjektif atau bisa disebut puisi personal adalah puisi yang mengungkapkan gagasan, pemikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair sendiri. Puisi-puisi ekspresionis semacam puisi lirik dapat dikategorikan sebagai puisi subjektif.
Puisi objektif atau puisi impersonal merupakan puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri penyair itu sendiri. Jenis-jenis puisi yang bisa digolongkan sebagai puisi objektif adalah puisi naratif dan deskritptif, meskipun ada di antaranya yang subjektif (Waluyo, 1995:138)

5.Puisi Konkret
Puisi konkret (poems for the eye) diartikan sebagai puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahannya dari sudut penglihatan (Kennedy lewat Waluyo, 1995:138). Jenis puisi ini mulai dipopulerkan sejak tahun 1970-an oleh Sutardji Calzoum Bachri. Pada tahun 1975, Jeihan Sukmantoro juga menulis puisi konkret, walau masih dalam geliat puisi mbeling.
HAL, 2

ooooooooo
ooooooooo
ooooooooo
ooooooooo
ooooooooooooooooooooooooooo
ooooooooooooooooooooooooooo
ooooooooooooooooooooooooooo
ooooooooooooooooooooooooooo
ooooooooo
ooooooooo
ooooooooo
ooooooooo
S.O.S
O 2
!

(Mata Mbeling Jeihan, hal. 49)
6.Puisi Diafan, Gelap, dan Prismatis
Puisi diafan atau puisi polos adalah puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret, dan bahasa figuratif, sehingga bahasa dalam puisi mirip dengan bahasa sehari-hari (Waluyo, 1995:140). Biasanya, para pemula dalam hal menulis puisi cenderung menghasilkan karya dalam jenis ini. Mereka belum mampu mempermainkan kiasan, majas, dan sebagainya, sehingga puisi menjadi kering dan lebih mirip catatan pada buku harian.
Puisi gelap menurut Waluyo (1995:140), adalah puisi yang terbentuk dari dominasi majas atau kiasan sehingga menjadi gelap dan sukar ditafsirkan. Sementara itu, Sutardji Calzoum Bachri mengidentifikasikan puisi-puisi yang ditulis era 80-90an sebagai puisi gelap. Afrizal Malna adalah salah satu penyair yang menulis puisi “gelap” kala itu. Menurut Sutardji, (lewat Sarjono, 2001:102), gelapnya puisi 80-90an memiliki pengertian mendua, yakni (1) persoalan komunikasi puisi (2) persoalan gagalnya pengucapan puitik. Sementara itu, Abdul Wachid B.S. (2005:50) dan Korrie Layun Rampan (2000:xxxiii) memandangnya lain. Fenomena puisi gelap dan gelapnya puisi dipahami sebagai ‘taktik’ untuk tetap berpuisi dalam situasi dan kondisi kehidupan bernegara yang represif. Berangkat dari realitas sosial yang dipahami oleh penyair sebagai peristiwa individu di satu sisi dan sebagai peristiwa sosial di sisi lain, puisi gelap pada waktu itu tetap menyampaikan ironi dan kritik sosial sebagai tugas sastra.
Puisi prismatis sudah menggambarkan kemampuan penyair majas, diksi, dan sarana puitik yang lain, sehingga puisi bisa dikatakan sudah ‘menjadi’. Puisi prismatis kaya akan makna, namun tidak gelap (Waluyo, 1995:140). Puisi karya para penyair besar adalah puisi berjenis ini. Penyair besar adalah orang yang telah melewati proses kreatif yang matang sehingga mereka telah menemukan dirinya dan menemukan bentuk bagi puisinya.

7.Puisi Parnasian dan Puisi Inspiratif
Puisi parnasian diciptakan dengan pertimbangan ilmu atau pengetahuan dan bukan didasari oleh inspirsi karena adanya mood dalam jiwa penyair (Waluyo, 1995:140). Puisi-puisi ini biasanya ditulis oleh ilmuwan yang kebetulan mempunyai kemampuan menulis puisi. Walaupun demikian, puisi parnasian tetap merupakan puisi, yang akan tetap diapresiasi dan diproduksi oleh masyarakat sastra Indonesia. Bahkan, Wellek dan Warren (Budianta, 1993:28) menyamakan puisi sebagai sejenis pengetahuan. Apapun pengetahuan yang akan disampaikan dan apapun latar belakang keilmuan penyair, sesuatu akan menjadi puisi jika ia diciptakan dengan segala piranti puitik yang ada.
Puisi inspiratif diciptakan berdasarkan mood atau passion penyair (Waluyo, 1995: 141). Dalam tataran ini, menurut istilah Subagyo Sastrwardoyo (dalam Eneste, 1982:22), puisi atau sajak benar-benar merupakan suara-suara dari bawah sadar. Selanjutnya, penyair menulis sajak dari “gelegak sukma yang menjelma ke indah kata”, istilah Tatengkeng dan Rustam Effendi (via Sarjono, 2001:103). Puisi pun lahir dalam keutuhannya yang paling bernas.

8.Stansa
Stansa adalah jenis puisi yang masih mengikat bentuknya dalam kaidah baris, yaitu terdiri dari delapan baris. Malam Kelabu yang ditulis W.S. Rendra adalah salah satu contoh stansa.

Malam Kelabu

Ada angin menerpa jendela
Ada langit berwarna kelabu
Hujan titik satu-satu
Menatap cakrawala malam jauh
Masih adakah kuncup-kuncup mekar
Atau semua telah layu
Kelu dalam seribu janji
Kelam dalam penantian

(Teori dan Apresiasi Puisi, hal. 141)

9.Puisi Demonstrasi dan Pamflet
Dalam mengidentifikasikan jenis puisi ini, Waluyo menyaran pada puisi-puisi yang ditulis oleh Taufiq Ismail dan mereka yang oleh H.B. Jassin disebut sebagai Angkatan ’66 (1995:141). Puisi demonstrasi merupakan pelukisan dan hasil refleksi demonstrasi para mahasiswa dan pelajar sekitar tahun 1966. Menurut Sastrowardoyo, (lewat Waluyo, 1995: 142), puisi-puisi demonstrasi 1966 bersifat kekitaan, yaitu melukiskan perasaan kelompok. Di samping itu, puisi juga merupakan endapan dari pengalaman fisik, mental, dan emosional penyair selama terlibat dalam demonstrsi tahun 1966. Gaya yang dipakai penyair adalah ironi dan paradoks.
Puisi pamflet tidak berbeda jauh dengan puisi demonstrasi. Keduanya sama-sama bernada protes dan kritik sosial. Kata-katanya selalu menunjukkan rasa tidak puas kepada keadaan (Waluyo, 1995:142). Sajak Lisong karya W.S. Rendra adalah salah satu contoh puisi pamflet. Dalam puisi pamfletnya, selain menggugat keadaan, Rendra juga mengkritik para penguasa dengan simbolisasi yang berani dan tajam.

10.Alegori
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alegori adalah cerita yang dipakai sebagai lambang (ibarat atau kias) perikehidupan manusia yang sebenarnya untuk mendidik (terutama moral) atau menerangkan sesuatu (gagasan, cita-cita atau nilai kehidupan, seperti kebijakan, kesetiaan, dan kejujuran). Jadi, dalam hal ini, alegori adalah puisi yang memanfaatkan cerita, bisa dongeng atau hikayat, sebagai sarana penyair untuk mengungkapkan pemikiran-pemikirannya. Salah satu puisi yang bisa dijadikan contoh alegori adalah Ken Arok karya Omi Intan Naomi berikut ini.





Ken Arok

saat tertikam keris anusapati
berkata ia, revolusi takkan mati
akan tumbuh bagai duit di jalan tol
ken arok-ken arok baru yang bahkan
lebih dahsyat mengukir dalam-dalam namanya di peradaban
ia akan bunuh setiap tunggul ametung
dan akan seret setiap ken dedes ke ranjang
meraup negeri dan isinya habis-habis
lalu mulai bermimpi tentang
kerajaan miliknya
ia kagumi diri sendiri betapa kuatnya tangan-tangannya
yang telah mencekik kediri
menjual kelahirannya dan meninggikan singasari
dan anak-anak haram yang akan mendepani pasukan
menyeru perang dan lapar wewenang
akan mengawini kegelapan, dan
dalam kuasanya ia tertikam.

(Apresiasi Puisi, hal. 178)

Selain jenis-jenis puisi yang telah dipaparkan, masih ada jenis puisi lain yang juga pernah dan masih menjadi bahan pembicaraan masyarakat puisi Indonesia. Jenis-jenis puisi itu adalah sebagai berikut ini
1.Puisi Mbeling
Puisi mbeling pertama kali populer di Indonesia pada tahun 1970-an. “Puisi mbeling” adalah nama yang diberikan oleh pengasuh rubrik puisi dalam majalah Aktuil untuk sajak-sajak yang dimuat dalam majalah itu (Soedjarwo, 2001:1). Hal yang mendorong lahirnya puisi mbeling antara lain ialah tidak imbangnya antara hasrat dan kreativitas anak-anak muda dalam menulis puisi dengan majalah kesusastraan yang tersedia. Puisi mbeling kala itu juga sering disebut dengan puisi pop, puisi lugu, atau puisi awam.
Tema-tema yang digarap oleh puisi mbeling adalah kelakar, ejekan, kritik, dan main-main (Soedjarwo, 2001:2). Yang dipentingkan, sekaligus menjadi tujuan, penulisan puisi mbeling adalah kesan sesaat pada waktu membaca sajak tersebut. Jika pembaca tersenyum, tertawa lepas, manggut-manggut, atau sedikit terkejut membaca pernyatan-pernyataan yang nakal dan berani, itu sudah cukup (Soedjarwo, 2001:3). Berikut adalah beberapa contoh puisi mbeling yang ditulis oleh Yudhistira Ardi Noegraha (Kesaksian di Hari Natal), Nhur Effendi Ardhianto (Pesan Pelacur pada Langganannya), dan Remy Silado (Buat Iin Suwardjo sebelum Mandi).
KESAKSIAN DI HARI NATAL

Ketika pipi kananku ditampar
plak!
kuturuti sabdamu, ya bapak
kuberikan pipi kiriku
dan
plak!
duh, larane.

(Puisi Mbeling: Kitsch dan Sastra Sepintas, hal. 33)


PESAN PELACUR PADA LANGGANANNYA

mas
kapan rene maneh

(Puisi Mbeling: Kitsch dan Sastra Sepintas, hal. 35)


BUAT IIN SUWARDJO SEBELUM MANDI

ceweku wangi baunya
wangi bau ceweku
wangi ceweku
ceweku
cewe
cewecewecewecewecewe
ce
we
ce
we
c
w
c
w
w.c.
w.c bau c.w
c.w bau w.c
ceweku bau w.c.

(Puisi Mbeling: Kitsch dan Sastra Sepintas, hal. 37)

2.Puisi Imajis
Puisi imajis mengandung makna bahwa puisi itu sarat dengan imaji (visual, auditif, dan taktil) atau mendayagunakan imaji sebagai kekuatan literernya. Imaji bisa dimanfaatkan sebagai rasa (kesatuan makna kata), metafora (perbandingan makna kata), maupun sebagai muatan utama sebuah puisi (Banua, 2004). Selanjutnya ditambahkan oleh Banua, agar imajinasi bisa maksimal, diperlukan keberanian membangun dimensi makna lewat perumpamaan yang tidak lazim, memperlawankan, atau mempersandingkan dengan kata atau imaji lain yang luas dan kreatif. Menurut analisis Banua (2004) dan Abdul Wachid B.S. (2005:23), puisi-puisi yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono adalah salah satu contoh puisi imajis. Berikut adalah salah satu contoh puisinya.
Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik hujannya
kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

(Apresiasi Puisi, hal.117)

Pembedaan puisi ke dalam jenis-jenis puisi seperti yang telah dipaparkan, tidaklah bermaksud untuk memisah-misahkan puisi menjadi terkotak-kotakkan. Karena, pada hakikatnya, semua puisi adalah sama, yaitu menyampaikan sesuatu secara tidak langsung. Semua puisi adalah ungkapan perasaan dan pemikiran penyairnya yang ingin dikomunikasikan kepada publik pembaca. Yang ingin dikomunikasikan itu tidak lain adalah manusia, hidup, kemanusiaan, dan kehidupan. “Lantaran puisi ditulis sebab keterlibatannya dalam kehidupan, karenanya puisi adalah kehidupan itu sendiri, yang di dalamnya ada tanda-tanda kehidupan” (Wachid, B.S. 2005:23)

B.3. Puisi sebagai Produk Kreatif
Penyair adalah orang yang kreatif. Ia merepresentasikan hidup, kehidupan, manusia, serta kemanusiaan dalam interpretasinya sebagai makhluk yang berpikir. Mencipta sajak juga merupakan kerja yang kreatif. Kerja yang melibatkan seluruh indera manusia, bahkan lebih dari itu. Dari pribadi yang kreatif dan proses yang kreatif itulah, maka puisi lahir sebagai produk kreativitas. Setelah lahir, puisi mencari kehidupannya sendiri di masyarakat. Puisi menghidupi masyarakat dan sebaliknya masyarakat juga menghidupi puisi.
Sebagai poduk kreatif, hendaknya puisi menawarkan hal-hal yang baru, seperti keindahan bahasa, keindahan suasana, muatan, dan makna (Banua, 2004). Kebaruan adalah inti dari kreativitas. Sesuatu yang baru itu bisa saja merupakan kombinasi dari usaha perbandingan, penambahan, pengurangan, atau perlawanan berbagai hal yang sudah ada sebelumnya. Hal ini sangat berbeda dengan tiruan. Tiruan hanya mengulang tanpa melihat adanya kesempatan untuk menjadi berbeda. Puisi pun demikian. Tak ada satu pun unsur-unsur di dalamnya yang bisa dibilang baru, karena bahasa, kata-kata, bunyi, setting, tema, perasaan, nada, dan amanat adalah buatan manusia. Amir Hamzah, Chairil Anwar, dan Sutardji Calzoum Bachri yang pernah disebut sebagai sastrawan yang begitu orisinil, yang tidak setiap seperempat abad lahir pun, pada dasarnya mencipta puisi dari sesuatu yang telah ada sebelumnya. Namun, yang membedakan, mereka bukanlah epigon, sehingga ada hal-hal baru yang berani ditawarkan pada perpuisian Indonesia.

Peranan Pekerja Sosial



Pengertian & Definisi Pekerja Sosial Menurut Para Ahli

 

Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak orang yang memandang rendah pekerja sosial. Padahal di negara-negara maju, pekerja sosial telah dianggap sebagai sebuah profesi yang serius. Menjadi seorang pekerja sosial tidak semata-mata tanpa mempunyai modal ketrampilan. Pekerja sosial sebagai pekerja profesional harus membekali diri mereka dengan ketrampilan dan keahlian khusus. bahkan telah ada lembaga atau sekolah yang khusus didirikan untuk memberikan pelajaan tentang ketrampilan dan keahlian bagi para pekeja sosial.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi pekerja sosial menurut para ahli:
# YAYASAN OBOR INDONESIA
Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi profesional dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan formal atau pengalaman praktik di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas profesional pekerjaan sosial.
# ENDANG MOERTOPO
Pekerja sosial adalah seseorang yang memiliki dasar pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai pekerjaan sosial yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial
# KEMENTRIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
Pekerja sosial adalah  orang yang memiliki profesi pertolongan
# TARA KUTHER, Ph.D
Pekerja sosial adalah seorang profesional, yang paling sering  bekerja dengan orang dan membantu mereka mengelola kehidupan sehari-hari mereka, memahami dan beradaptasi dengan penyakit, cacat, kematian, dan memberikan pelayanan sosial, seperti perawatan kesehatan, bantuan pemerintah, dan bantuan hukum.
# JACK CLARIDGE
Pekerja sosial adalah sorang individu yang bertujuan untuk membantu orang-orang dalam masyarakat yang  tidak mampu atau kesulitan dalam menangani masalah kehidupan yang mereka hadapi. Pekerja sosial dapat melakukan tugas mereka di sekolah, rumah sakit, organisasi, dan sektor publik lainnya.
# PRINCETON
Pekerja sosial ialah seseorang yang menghabiskan hari-hari mereka membantu orang yang emmpunyai masalah dengan kesehatan, psikologis, sosial, atau bahkan masalah keuangan

Video tentang pekerja sosial

Dalam video ini akan diperlihatkan sebuah pernyataan bahwa pekerja sosial adalah sebuah karir
(indahf/Carapedia)


Pencarian Terbaru (100)
Pengertian pekerja. Pengertian pekerja sosial. Definisi pekerja. Definisi pekerjaan. Definisi buruh. Pekerja sosial. Definisi pekerjaan menurut para ahli.
Definisi pekerjaan menurut ahli. Definisi kerja menurut para ahli. Pengertian kerja menurut para ahli. Nilai sosial menurut para ahli. Pengertian keahlian. Pengertian pelayanan menurut para ahli. Definisi keterampilan menurut para ahli.
Definisi kesejahteraan. Pengertian petugas sosial. Pekerja sosial adalah. Pengertian rumah sakit menurut para ahli. Definisi pelayanan menurut para ahli. Pengertian kompetensi menurut para ahli. Pengertian sosial para ahli.
Definisi kerja. Pengertian kerja menurut ahli. Definisi manusia menurut ahli. Definisi pekerja sosial. Pengertian pelayanan sosial. Pengertian pelayanan menurut pakar. Pengertian kesejahteraan menurut para ahli.
Artikel pekerja sosial. Pelayanan sosial menurut para ahli. Definisi pelayanan sosial. Pengertian nilai sosial menurut koentjaraningrat. Sosial menurut ahli. Definisi bekerja menurut para ahli. Pelayanan publik menurut ahli.
Pengertian kesejahteraan. Definisi keterampilan. Pengertian pelayanan. Pengertian profesional menurut para ahli. Pengertian bekerja. Pengertian nilai keterampilan. Pengertian pekerjaan sosial menurut para ahli.
Definisi bekerja. Keahlian menurut hasibuan yang terbaru. Pengertian keterampilan menurut ahli. Arti pekerja. Nilai pekerja sosial. Pengertian kerja sosial. Arti pelayanan.
Konsep pelayanan sosial. Defenisi tugas menurut ahli. Definisi kerja sosial. Arti pekerjaan. Definisi nilai ketrampilan. Nilai sosial menurut koentjaraningrat. Definisi kesejahteraan sosial menurut para ahli.
Keterampilan sosial menurut ahli. Pelayanan menurut para ahli. Pengertian pekerja publik. Definisi kompetensi menurut para ahli. Arti peranan menurut para ahli. Profesional menurut para ahli. Pernyataan kepribadian.
Peran pekerja sosial dalam organisasi. Artikel definisi peksos. Kompetensi menurut para ahli. Nilai nilai dasar pekerja sosial. Pengertian pelayanan menurut ahli. Kesejahteraan menurut ahli. Definisi pelayanan publik menurut ahli.
Arti pekerja sosial. Pengertian perjanjian kerja menurut para ahli. Pengertian pekerjaan sosial dalam pelayanan sosial. Bekerja menurut ahli. Definisi pekerja sosial menurut para ahli. Defenisi pekerja. Definisi pekerjaan sosial.
Arti pelayanan menurut para ahli. Ahli bekerja adalah. Konsep kepribadian dan pelayanan kesehatan. Konsep tentang pekerja sosial dengan kesejahteraan sosial. Pengertian pekerjaan publik. Pengertian orang yang memiliki pekerjan adalah. Pengertian kesejahteraan sosial oleh para ahli.
Pengertian kompetensi keahlian. Kesehatan kerja menurut para ahli. Pelayanan menurut ahli. Kompetensi menurut para pakar. Pengertian peksos. Tugas pekerja sosial menurut para ahli. Definisi pekerja rumah sakit.
Para ahli tentang pengertian pekerja. Peran pekerja sosial dalam oganisasi. Artikel kerja sosial. Kerja sosial adalah. Pengertian istilah kompetensi menurut hasibuan edisi terbaru. Profesionalisme menurut para ahli. Difinisi kesejahteraan.
Pengertian buruh menurut ahli. Pengertian pekerja profesional.



Intervensi sosial

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penggalian masalah (assessment) merupakan tahapan awal dari intervensi sosial
Intervensi sosial dapat diartikan sebagai sebagai cara atau strategi memberikan bantuan kepada masyarakat (individu, Kelompok, komunitas). Intervensi sosial merupakan metode yang digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial. [1] Pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial adalah dua bidang yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan seseorang melalui upaya memfungsikan kembali fungsi sosialnya. [2]

Daftar isi

 [sembunyikan

Definisi

Intervensi sosial adalah upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok, maupun komunitas. [2] Dikatakan 'perubahan terencana' agar upaya bantuan yang diberikan dapat dievaluasi dan diukur keberhasilannya. Intervensi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki keberfungsian sosial dari kelompok sasaran perubahan, dalam hal ini, individu, keluarga, dan kelompok. [2] Keberfungsian sosial menunjuk pada kondisi di mana seseorang dapat berperan sebagaimana seharusnya sesuai dengan harapan lingkungan dan peran yang dimilikinya. [2]
Penggunaan kata ‘intervensi sosial’ daripada ‘intervensi’ bertujuan menggarisbawahi dua pertimbangan [1] :
Pertama, individu merupakan bagian dari sistem sosial sehingga walaupun metode bantuan utama adalah terapi psikologi yang bersifat individu, lingkungan sosialnya juga perlu diberikan ‘perlakuan’ atau intervensi. [1] Hal ini didasari pandangan bahwa klien akan dikembalikan kepada lingkungan asalnya kelak setelah ‘sembuh’. [1] Apabila lingkungan sosialnya tidak dipersiapkan untuk menerima klien kembali, dikhawatirkan kondisi klien kembali seperti semula sebelum mendapat penanganan. [1]
Kedua, intervensi sosial menunjuk pada area intervensi dan tujuan. Hal ini kemudian akan memunculkan pertanyaan siapakah yang menentukan tujuan. [1]

Tujuan

Tujuan utama dari intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi sosial kelompok sasaran perubahan. [2] Ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi sejahtera akan semakin mudah dicapai.[rujukan?] Kondisi sejahtera dapat terwujud manakala jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar.[rujukan?] Melalui intervensi sosial, hambatan-hambatan sosial yang dihadapi kelompok sasaran perubahan akan diatasi.[rujukan?] Dengan kata lain, intervensi sosial berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan kondisi riil klien.[rujukan?]

Sistem Intervensi Sosial

  • Sistem Pelaksana Perubahan, merupakan sekelompok orang yang memberikan bantuan berdasarkan keahlian yang beragam, bekerja dengan sistem yang beragam, dan bekerja secara profesional. [3] Sistem pelaksana perubahan (SPP) dapat dikategorikan menjadi dua berdasarkan tempat di mana ia bekerja, yaitu SPP dalam lembaga dan luar lembaga. [3] Masing-masing di antara keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Bagi SPP dalam lembaga, kekurangannya adalah cenderung tidak objektif karena dipengaruhi oleh lingkungan dan kepentingan lembaga. [3] Sedangkan, kelebihan yang dimiliki adalah kemudahan dalam mengenali lingkungan karena tersedianya akses terhadap pihak-pihak penyedia informasi, seperti anggota lembaga dan direktur lembaga. [3] Bagi SPP luar lembaga, kekurangannya adalah sulit dalam mengenali lingkungan karena kurangnya akses terhadap pihak-pihak penyedia informasi (mencari informasi sendiri). [3] Sedangkan, SPP luar lembaga memiliki kelebihan dalam hal objektivitas karena tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan kepentingan lembaga (mandiri). [3]
  • Sistem Klien, merupakan sistem yang meminta bantuan, memperoleh bantuan, dan terlibat dalam pelayanan yang diberikan oleh SPP. [3] Sistem klien dikategorikan menjadi dua, yaitu klien potensial dan klien aktual. [3] Disebut sebagai klien potensial manakala ia memiliki masalah, namun belum terjadi kontrak (persetujuan kerjasama) dengan pelaksana perubahan. [3] Disebut sebagai klien aktual manakala ia memiliki masalah dan sudah terjalin kontrak (persetujuan kerjasama) dengan pelaksana perubahan. [3]
  • Sistem Sasaran, merupakan orang-orang atau organisasi yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan perubahan. [3]
  • Sistem Aksi, merupakan orang-orang yang bersama-sama dengan pelaksana perubahan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan-tujuan usaha perubahan. [3]

Tahapan Intervensi

Menurut Pincus dan Minahan, intervensi sosial meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Penggalian Masalah, merupakan tahap di mana pekerja sosial mendalami situasi dan masalah klien atau sasaran perubahan. [4] Tujuan dari tahap penggalian masalah adalah membantu pekerja sosial dalam memahami, mengidentifikasi, dan menganalisis faktor-faktor relevan terkait situasi dan masalah yang bersangkutan. [4] Berdasarkan hasil penggalian masalah tersebut, pekerja sosial dapat memutuskan masalah apa yang akan ia selesaikan, tujuan dari upaya perubahan, dan cara mencapai tujuan. [4] Penggalian masalah terdiri dari beberapa konten, di antaranya [4] :
- Identifikasi dan penentuan masalah
- Analisis dinamika situasi sosial
- Menentukan tujuan dan target
- Menentukan tugas dan strategi
- Stabilisasi upaya perubahan
2. Pengumpulan Data, merupakan tahap di mana pekerja sosial mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait masalah yang akan diselesaikan. [5] Dalam melakukan pengumpulan data, terdapat tiga cara yang dapat digunakan, yaitu: pertanyaan, observasi, dan penggunaan data tertulis. [5]
3. Melakukan Kontak Awal
4. Negosiasi Kontrak, merupakan tahap di mana pekerja sosial menyempurnakan tujuan melalui kontrak pelibatan klien atau sasaran perubahan dalam upaya perubahan. [6]
5. Membentuk Sistem Aksi, merupakan tahap di mana pekerja sosial menentukan sistem aksi apa saja yang akan terlibat dalam upaya perubahan. [5]
6. Menjaga dan Mengkoordinasikan Sistem Aksi, merupakan tahap di mana pekerja sosial melibatkan pihak-pihak yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan perubahan. [5]
7. Memberikan Pengaruh
8. Terminasi

Artikel Bahasa inggris

Bahasa Inggris itu Sederhana dan Mudah

Bagi sebagian orang, pelajaran bahasa Inggris nyaris sama horornya dengan matematika. Padahal bahasa ini adalah bahasa pengantar nomor satu dunia. Lalu bagaimana untuk mereka yang tidak menggeluti bidang bahasa tetapi paham betul kalau bahasa Inggris penting dan bisa menunjang karir mereka? Berikut sebuah tips mudah untuk belajar bahasa Inggris dengan sederhana.

Menceritakan Masa Lalu

Coba kita ambil satu contoh penggunaan bentuk waktu dalam Bahasa Inggris, atau biasa disebut Tenses.Katakan saja tadi malam anda menonton bioskop dengan teman-teman anda dan hari ini dikantor atau dikampus anda ingin menceritakan kembali betapa bagusnya film tersebut ke teman-teman yang lain. Kalau anda menceritakannya dalam Bahasa Indonesia tentu itu tidak akan terlalu sulit, keterangan-keterangan waktu seperti semalam atau tadi malam sudah cukup menerangkan kalau kejadian-kejadian tersebut sudah terjadi di waktu lampau.

Masalahnya adalah salah satu atau beberapa teman anda itu orang asing dan dia belum bisa berbahasa Indonesia. Disini anda ditantang untuk menceritakan kembali film tersebut dalam Bahasa Inggris. Sejatinya, anda tidak harus menceritakannya dalam Bahasa Inggris yang baik dan benar, tetapi paling tidak si pendengar asing tersebut tahu kalau kejadiannya sudah lampau. Lalu bagaimana caranya?

* Kalimat Positif

Semua orang tahu konsepsi dasar penggunaan bentuk waktu lampau dalam bahasa Inggris, bahwa bentuk waktu ini digunakan untuk menjelaskan kejadian atau peristiwa yang berlangsung pada masa lampau. Atau dengan kata lain pada satu waktu tertentu di masa lalu, hal yang dibicarakan terjadi. Hal tersebut mulai dan berakhir di waktu lampau. Bahkan satu detik yang lalu merupakan waktu lampau.

Dalam bahasa Inggris salah satu penentu utama sebuah kalimat dalam bentuk lampau akan terlihat dari kata kerjanya atau Verb. Kata kerja tersebut harus dalam bentuk kata kerja II, verb II. Penentu lainnya adalah penggunaan keterangan waktu yang menunjukkan hal tersebut terjadi di waktu lampau, seperti yesterday, yesterday morning, yesterday afternoon, last week, last year, last month, last spring, last winter, a few minutes ago, two years ago, five minutes ago, three days ago, one year ago, dan lain-lain.

Lalu bagaimana dengan struktur kalimatnya? Untuk kalimat positif, strukturnya adalah:

Subject + Verb II + Object

Setelah Object bisa ditambahkan keterangan waktu untuk melengkapi, seperti contoh:

I watched movie last night.

Dari contoh diatas bisa dilihat I sebagai Subject, watched sebagai Verb II, movie sebagai Object dan last night sebagai keterangan waktu atau Adverb of time.

Contoh lainnya adalah:
I was sad last night.

Dari contoh diatas tidak ada kata kerja II kita temukan. Dalam kalimat seperti ini, jika tidak menggunakan kata kerja, kita menggunakan was atau were, bagaimana was digunakan dan bagaimana were digunakan tergantung pada Subjectnya. Was digunakan apabila subjektnya I, He, She dan It. Sedangkan were digunakan apabila subjetnya You, We dan They, seperti contoh-contoh berikut:

They were there last Tuesday.
She was late last Tuesday.


* Kalimat Negatif

Kemudian bagaimana kalau anda ingin mengatakan hal atau sesuatu yang bersifat negatif? Coba lihat contoh-contoh berikut:

He didn’t go to the movie last night.
I didn’t sleep well last night.

Dari kedua contoh diatas kita dapati penggunaan kata kerja tidak seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk menjelaskan waktu lampau kata kerjanya harus dalam bentuk II, tetapi yang ada pada kalimat diatas kata kerja go tidak berubah menjadi went dan kata kerja sleep tidak berubah menjadi slept.

Hal ini dikarenakan untuk menjelaskan kalimat negatif dalam waktu lampau sudah digunakan did + not, maka kata kerjanya tetap dalam bentuk I, Verb I. Maka struktur kalimatnya sebagai berikut:

Subject + didn’t + Verb I + Object
Contoh-contoh lainnya seperti:

They didn’t come yesterday.
We didn’t see action movie last night.

Lalu bagaimana dengan kalimat-kalimat yang tidak menggunakan kata kerja? Misalkan, seperti contoh yang sudah ada diatas:

I was sad last night.
They were there last Tuesday.

Kedua kalimat tersebut dalam bentuk positif, untuk merubahnya menjadi negatif kita hanya perlu menambahkan not setelah was atau were:

I wasn’t sad last night.
They weren’t there last Tuesday.

Penggunaan was + not biasa disingkat menjadi wasn’t, sama halnya untuk were + not menjadi weren’t. Dengan demikian, struktur untuk kalimat negatif yang tidak menggunakan kata kerja sebagai berikut:

Subject + was not / were not + …


* Kalimat Tanya

Kemudian bagaimana untuk kalimat tanya? Contohnya:

Did you see Alex yesterday?

Contoh diatas merupakan kalimat negatif yang sederhana, dengan struktur bisa dituliskan:

Did + Subject + Verb I + Object

Bentuk kalimat diatas akan membutuhkan jawaban Ya atau Tidak, seperti contoh-contoh berikut:

Did he go to the bus station?
Did Harry work late last night?

Kemudian ada bentuk kalimat yang membutuhkan jawaban informasi akan sesuatu hal, seperti:

What did you do last night?
Where did you watch the movie?

Kedua kalimat tanya diatas membutuhkan jawaban yang menjelaskan sesuatu hal kepada penanyanya, hal ini ditunjukkan dengan penggunaan kata tanya atau wh-question / question word, seperti: What, Where, When, Why, Who dan How, yang kemudian diikuti dengan did:

What/Where/When/Why/Who/How + did + Subject + Verb I + Object

Contoh lainnya:

Who did you drive home?
When did she arrive?
How much money did you spend last night?

Lalu bagaimana jika tidak menggunakan did melainkan kata tanya saja? Jawabannya adalah kata kerjanya berubah menjadi bentuk II, verb II, seperti contoh:

Who told you that?
What woke you up last night?
Who cried last night?

Ketiga kalimat diatas tidak ada yang menggunakan did, maka kata kerja mereka dalam bentuk II; tell berubah menjadi told, wake berubah menjadi woke dan cry berubah menjadi cried. Strukturnya sebagai berikut:

What/Where/When/Why/Who/How + Verb II + …

Bentuk kalimat berikutnya adalah dengan menggunakan was atau were, contohnya:

Was I there yesterday?
Was he busy last night?

Kalimat-kalimat diatas tidak terdapat kata kerja didalamnya, maka was atau were digunakan. Maka strukturnya:

Was / Were + Subject + …

Bagian terakhir dari bentuk kalimat masa lampau ini adalah penggunaan was atau were bersama-sama dengan kata tanya, strukturnya sebagai berikut:

What/Where/When/Why/Who/How + was / were + Subject + …

Contohnya:

Where were you last night?
Who was in the park?


* Kata Kerja Beraturan vs. Kata Kerja Tidak Beraturan

Kata kerja beraturan atau biasa disebut Regular Verb adalah kata kerja dalam bahasa Inggris yang pembentukkan lampaunya tinggal ditambahkan akhiran –ed, seperti: help menjadi helped, play menjadi played, erase menjadi erased dan lain-lain.

Sedangkan kata kerja tidak beraturan atau Irregular Verb adalah kata kerja dalam bahasa Inggris yang pembentukkan lampaunya tidak bisa ditambahkan akhiran –ed, melainkan kata tersebut berubah, seperti: come menjadi came, eat menjadi ate, sit menjadi sat dan lain-lain.

Diharapkan sekarang anda mau mencoba menceritakan betapa bagusnya film tadi malam dalam bahasa Inggris, tidak perlu dengan bahasa Inggris yang sempurna, tetapi setidaknya pendengar anda mengerti kalau cerita tersebut sudah lewat, maka anda sudah menerapkan Simple Past Tense dalam percakapan anda, salah satu tata bahasa, Grammar, dalam bahasa Inggris.

Why were they so sad last night?
How was Diana yesterday?
Were they here last Tuesday?
Were you absent last Monday?
Did you buy Popcorn?
Diana didn’t cry about the story.
We were at home.
It was cloudy yesterday afternoon.

Rumus Statistika Matematika

Pelajaran Statistika meliputi mean, modus, median, jangkauan, simpangan, dan ragam

1. Rumus Rataan Hitung (Mean)
Rata-rata hitung dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung bisa juga disebut mean.

a) Rumus Rataan Hitung dari Data Tunggal

b) Rumus Rataan Hitung Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi


Dengan : fixi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian
xi = data ke-i

c) Rumus Rataan Hitung Gabungan


2. Rumus Modus

a. Data yang belum dikelompokkan

Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
b. Data yang telah dikelompokkan

Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:


Dengan : Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya

3. Rumus Median (Nilai Tengah)


a) Data yang belum dikelompokkan

Untuk mencari median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar.

b) Data yang Dikelompokkan



Dengan : Qj = Kuartil ke-j
j = 1, 2, 3
i = Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas Qj
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qj
f = Frekuensi kelas Qj
n = Banyak data

4. Rumus Jangkauan ( J )

Selisih antara nilai data terbesar dengan nilai data terkecil.


5. Rumus Simpangan Quartil (Qd)

6. Rumus Simpangan baku ( S )

7. Rumus Simpangan rata – rata (SR)

8. Rumus Ragam (R)


Contoh soal statistika

Tabel 1.1 dibawah ini:


Jawab :